SIKAP RAKYAT PADA PEMIMPINNYA...

Dalam bersikap terhadap pemimpinnya, Rasulullah senantiasa memberikan panduan2 dalam menyikapi pemimpin penguasa negeri. Hadits hadits mengenai kepemimpinan dan umatnya banyak sekali diantaranya kami nukilkan dibawah ini,

Allah Ta'ala berfirman : Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah
Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.(An-Nisaa: 59)

Yang dimaksud dengan ulil amri menurut imam nawawi rahimahullah
adalah siapa yang Allah wajibkan untuk mentaatinya dan para pemimpin dan
penguasa. Dan ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf dan khalaf dari
kalangan ahli tafsir, fuqaha dan selainnya.(Syarah Muslim, An-Nawawi: 12/308).

Dari Anas ra berkata, Bersabda Rasulullah : Janganlah kalian mencela pemimpin kalian dan janganlah kalian mendengki mereka, janganlah kalian membenci mereka, bertakwalah kepada Allah, bersabarlah karena urusan ini sudah dekat.(HR.Ibnu Abi Ashim dan dishahihkan Al Albani)

Tidak dibenarkan mengejek dan menghina penguasa
Dari Abi Bakrah radliyallahu 'anhu berkata,bersabda Rasulullah: Penguasa adalah naungan Allah di muka bumi maka barangsiapa yang menghinakan penguasa maka Allah akan menghinakannya, barangsiapa yang memuliakan penguasa maka Allah akan memuliakannya.(HR. Ibnu Abi Ashim,Ahmad, At Thayalisi, At Tirmidzi, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal).

Membangkang adalah perbuatan jahiliyah
Dari Ibnu Abbas Ra dari Rasulullah bersabda : Barangsiapa yang melihat dari pemimpinnya sesuatu yang dibencinya, maka hendaklah dia bersabar,karena tidaklah seseorang keluar(membelot) dari penguasa walaupun sejengkal, melainkan dia mati seperti matinya kaum jahiliyyah.(Dikeluarkan Imam Muslim dalam Shahihnya)

Tetap setia pada penguasa mendapat balasan pahala
Dari Wail bin Hujr ra berkata: Kami bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika penguasa kami merampas hak-hak kami dan meminta hak-hak mereka? Bersabda beliau: Mendengar dan taatlah kalian pada mereka maka sesungguhnya bagi merekalah balasan amalan mereka dan bagi kalianlah pahala atas kesabaran kalian.(HR. Muslim)

Dari Auf bin Malik radliyallahu 'anhu berkata,berkata Rasulullah : Ketahuilah, barangsiapa yang di bawah seorang wali/pemimpin dan ia melihat padanya ada kemaksiatan kepada Allah maka hendaklah ia membenci kemaksiatannya. Akan tetapi janganlah (hal ini menyebabkan) melepaskan ketaatan kepadanya (dalam perkara yang ma'ruf).(HR. Muslim dalam Shahih-nya).

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman ra berkata,bersabda Rasulullah : Akan datang sesudahku para pemimpin, mereka tidak mengambil petunjukku dan juga tidak melaksanakan sunnahku. Dan kelak akan ada para pemimpin yang hatinya seperti hati syaithan dalam jasad manusia.Maka aku berkata:Ya Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku mendapati hal ini? Berkata beliau: Hendaklah engkau mendengar dan taat pada amirmu walaupun dia memukul punggungmu dan merampas hartamu.(HR. Muslim dalam Shahih-nya)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Bersabda Rasulullah : Wajib atas kalian mendengar dan taat dalam keadaan sulitmu dan mudahmu, dalam keadaan rajinmu dan terpaksamu, dan mereka merampas hak-hakmu.(Dikeluarkan Imam Muslim dalam Shahihnya).

Dari Adi bin Hatim radliyallahu anhu berkata,kami berkata: Ya Rasulullah,kami tidak bertanya padamu tentang sikap terhadap penguasa-penguasa yang bertakwa/baik. Akan tetapi penguasa yang melakukan ini dan itu (disebutkan kejelekan­-kejelekan).Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: Bertakwalah kalian kepada Allah, mendengar dan taatlah kalian. (HR.Ibnu Abi Ashim dan dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal).

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah : Kelak akan terjadi para penguasa dan mereka mengumpul-ngumpulkan harta (korupsi, pent.).Maka kami bertanya: Maka apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab: Tunaikanlah baiat yang pertama, tunaikanlah hak-hak penguasa, sesungguhnya Allah akan bertanya pada mereka atas apa-apa yang mereka lakukan terhadap kalian.(HR. Bukhari-Muslim)

Dari Anas ra berkata: Bersabda Rasulullah : Kalian akan menjumpai sesudahku atsarah (pemerintah yang tidak menunaikan hak-hak rakyatnya tapi selalu meminta hak-haknya, pent.) maka bersabarlah sampai kalian berjumpa denganku.(HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Abdullah berkata: Rasulullah berkata kepada kami : Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku atsaroh, dan perkara-perkara yang kalian ingkari.(para shahabat) bertanya: Lalu apa yang engkau perintahkan kepada kami wahai Rasulullah? Beliau bersabda: Tunaikan kewajiban kalian untuk mereka, dan mintalah kepada Allah hak kalian (yang dirampas oleh mereka)(HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu berkata, berkata Rasulullah SAW: Barangsiapa yang mentaati aku maka dia telah mentaati Allah, barangsiapa yang bermaksiat kepadaku maka ia telah bermaksiat kepada Allah. Barangsiapa yang mentaati amir/pemimpin maka ia telah mentaatiku, barangsiapa yang bermaksiat kepada amir/pemimpin maka ia telah bermaksiat kepadaku. (HR. Bukhari dan Muslim)


Dari Ubadah bin Shamit ra berkata, bersabda Rasulullah SAW: Barangsiapa yang beribadah kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, mendengar dan taat (kepada amirnya, pent.) maka akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia inginkan dari delapan pintu Surga.(Hadits shahih riwayat Ahmad dan Ibnu Abi Ashim dan At Tabrani).

Dari Iyadh bin Ghunaim ra berkata, bersabda Rasulullah :Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa maka janganlah melakukannya dengan terang-terangan di hadapan umum. Akan tetapi dengan cara mengambil tangan penguasa tersebut dan menyendiri. Jika ia menerimanya maka inilah yang diharapkan, jika tidak menerimanya maka ia telah melakukan kewajibannya.(HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Al Hakim, dan Baihaqi Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal)

Dari Abu Dzar radliyallahu 'anhu berkata, Rasulullah mendatangiku dan aku dalam keadaan tertidur dalam masjid kemudian beliau berkata: Apa yang kamu lakukan jika kamu diusir dari negerimu? Aku menjawab: Aku akan pergi ke Syam! Beliau bertanya lagi: Apa yang kamu lakukan jika kamu diusir dari Syam? Aku menjawab: Aku akan lawan dengan pedangku ya Rasulallah! Maka beliau bersabda: Maukah aku tunjukan dengan yang lebih baik dari itu semua dan lebih mencocoki petunjuk? Mendengar dan taatlah dan turutilah kemana pun mereka menggiringmu.(HR. Ahmad, Ibnu Abi Ashim, Ad Darimi, dan Ibnu Hibban. Dishahihkan Al Albani dalam Adz Dzilal).

Tidak Boleh Keluar Memberontak Kecuali Jika Penguasa Telah Kufur

Dan Rasul juga menjelaskan bahwa memberontak kepada penguasa itu tidak boleh kecuali dalam dua keadaan, yaitu jika telah melakukan kekufuran yang nyata atau mereka melarang melakukan shalat.

Dari Ubadah bin Shamit ra berkata: Kami membaiat Rasul untuk mendengar dan taat dalam sirr maupun terang-terangan, untuk menunaikan hak penguasa,baik dalam keadaan sulit maupun lapang serta ketika mereka mementingkan pribadi mereka. Dan tidak memberontak kepada penguasa.Kecuali ketika kita melihat kekufuran yang nyata dan ada bukti di sisi Allah. (HR.Bukhari-Muslim).

Dari Ummu Salamah radliyallahu 'anha berkata,telah bersabda Rasulullah : Akan terjadi sesudahku para penguasa yang kalian mengenalinya dan kalian mengingkarinya. Barangsiapa yang mengingkarinya maka sungguh ia telah berlepas diri. Akan tetapi siapa saja yang ridha dan terus mengikutinya (dialah yang berdosa, pent.). Maka para shahabat berkata: Apakah tidak kita perangi saja mereka dengan pedang? Beliau menjawab:Jangan, selama mereka menegakkan shalat bersama kalian. (HR. Muslim
dalam Shahih-nya).


Imam Asy Syaukani berkata:
Sepantasnya bagi yang mengetahui kesalahan pemimpin dalam sebagian
permasalahan agar menasehatinya, dan jangan menampakkan celaan terhadapnya di
hadapan khalayak ramai, namun sebagaimana yang terdapat dalam hadits bahwa dia
mengambil dengan tangannya lalu berduaan dengannya, dan menyampaikan nasehat
dan jangan menghinakan penguasa milik Allah (di muka bumi)